29.2 C
Indonesia
Thursday, October 23, 2025

Detik, Menit, dan Hasil: Filosofi Waktu di Balik Lahirnya AdsMinutes.com

Di dunia entrepreneurship, jarak antara “pengangguran” dan...

Founder, Sudah Saatnya Kisahmu Ditulis

Setiap startup punya cerita.Ada yang dimulai dari...

Pertumbuhan Bisnis Berdasarkan Detak Waktu, Analogi Pebisnis

Ini adalah kali pertama saya membangun sebuah...

Tantangan Membangun Manajemen Bisnis Bagi Startup Founder

Catatan PerintisTantangan Membangun Manajemen Bisnis Bagi Startup Founder

Sebagai startup founder, mungkin setiap hari bagi kita adalah ketidakpastian tentang masa depan, tapi didalam setiap keraguan tersebut kita dilatih untuk terus menggali dan belajar bagaimana agar menjadi sebuah kepastian.

Sebenenarnya dalam bisnis itu sama saja, sebagai founder kita dituntut untuk mencari jalan utama terlebih dahulu, setelah kita mencari jalan utama dan berhasil menemukan jalan itu, orang lain mengikuti kita. Tapi, bagaimana jika kita menemui jalan buntu? Apakah orang lain masih percaya bahwa kita bisa menemukan jalan? setiap jalan menuju sesuatu adalah teka teki baru, hingga kita dituntut untuk tidak berhenti belajar. Apakah itu capek dan melelahkan? Tentu saja, setiap founder mengalami fase tersebut hingga ada dalam titik dimana setiap keberhasilan mereka terakumulasi dan mereka bisa mencapai apapun.

Beberapa orang rela bangun pagi hari dan menuju ke transportasi umum, mengikuti kemacetan dan melalui semua hal untuk menuju tempat kerja mereka, karena apa? karena mereka ingin sebuah kepastian dan rasa aman. Sedangkan dalam dunia entrepreneur founder akan menggunakan semua daya upaya kemampuan bagaimana menciptakan rasa aman, dan untuk melakukan hal tersebut diperlukan skill yang luar biasa dan tidak semua orang bisa melakukannya. Jika kita berbicara tentang gaji bulanan, seseorang ingin mendapatkan gaji bulanan dengan rentang jika dihitung harian adalah 500k hingga dilevel manajerial adalah 1000k-5000k / bulan untuk batas maksimal ditempuh maksimal dengan berbagai akselerasi. Level 500k/ hari adalah level dimana perusahaan sudah dipandang dengan kondisi yang sustain dan menjadi acuan para pegawai elit di ibukota jakarta. Namun demikian, angka dibawah itu masih sangat banyak, justru yang terbanyak adalah dibawah 500k/harinya.

Jika kita mengukur dengan satuan gaji harian, maka kita bisa tahu berapa omset yang harus dicukupi untuk memenuhi biaya hidup diibukota, itupun masih biaya hidup belum masuk ke lifestyle, investasi dan biaya untuk kesejahteraan. Dari sana kita sudah tahu, bahwa kebanyakan orang ingin sesuatu yang pasti dengan apa yang mereka dapatkan terukur dalam satuan bulanan, itu yang dimaksut gaji.

 

Sedangkan jika kita berpindah ke bisnis atau menjadi seorang founder-entrepreneur, maka semua hal diatas masih menjadi teka-teki dan perjuangan. Pada dasarnya sebuah startup ataupun bisnis baru masih mencari cara untuk mendapatkan income, minimal mendapatkan pemasukan terlebih dahulu untuk bisnisnya hidup dari waktu ke waktu baru bisa memikirkan yang lainnya. Pertanyaanya, apakah cara berpikir para pegawai sama dengan para founder? Ternyata tidak, pegawai dan founder hidup dalam kuadran yang saling berlawanan, berbeda. Dimana jika para pegawai berfokus pada apa yang mereka dapatkan setiap bulan, nomimal gaji dan semua dengan kepastian, maka founder berfokus kepada bagaimana agar bisnis yang dia bangun menciptakan customer yang setara dengan nomimal bulanan para pegawai dalam satuan tidak terbatas. Dari kacamata keuangan apa yang dimaksut tidak terbatas? ini adalah tentang menjual, apapun bisnisnya dia harus menjual sesuatu kepada customer. Disini yang menjadi kunci, dimana jika seorang pegawai mendapatkan gaji bulanan senilai X, maka para founder berpikir, bagaimana jika harga 1 product yang dijual oleh founder senilai X / setara gaji para pegawai. Dan selanjutnya tugas founder adalah melakukan duplikasi, clonning sebanyak mungkin sehingga jika pegawai mendapatkan nilai X dalam waktu 30 hari, para founder bisa mencapai nilai X 1 hari mampu sebanyak 30 (hal ini tergantung product apa yang dijual, kemampuan operasional dll) tapi secara goalsnya sama, perbedaanya adalah disatuan waktu dan akselerasi untuk mendapatkannya.

Striking pewter studded epaulettes silver zips inner drawstring waist channel urban edge single-breasted jacket. Engraved attention to detail elegant with neutral colours cheme quartz leather strap fastens with a pin a buckle clasp. Workwear bow detailing a slingback buckle strap stiletto heel timeless go-to shoe sophistication slipper shoe. Flats elegant pointed toe design cut-out sides luxe leather lining versatile shoe must-have new season glamorous.

Jika kita hitung dengan Gaji UMR Jakarta Rp 5.067.381 untuk 30 hari, anggap saja 5.100.000 : 30 hari = 170.000 / hari. Maka sebagai entrepreneur fokus mereka bukan mendapatkan 5.100.000 dalam 30 hari, melainkan setiap ada customer. Tapi jika nilai itu terlalu tinggi, maka bisa dikurangi lagi menjadi mereka harus mendapatkan 5.100.000 dalam 1 hari bagaimanapun caranya, itulah tantangannya. Sehingga cara mereka berpikir adalah 5.100.000 x 30 hari = Rp 153.000.000 / bulan

Timeless cash flow quadran

Saya tahu untuk mendapatkan hasil tersebut dengan konsisten ada ribuan proses yang harus dilalui, inilah yang tidak semua orang mau melakukannya. Memang hal tersebut adalah terlihat sederhana, tapi untuk menjual sekian dalam waktu sekian, membutuhkan jam terbang dan juga proses yang tidak sebentar. Jika kita berpikir sebagai founder, maka kita perlu memikirkan bisnis apa yang memiliki peluang senilai tersebut? dengan asumsi semakin banyak order tidak semakin membuat kita kualahan di operasional. Ini penting, karena ketika sudah mendapatkan kepercayaan pelanggan, masalah akan ada lagi dan lagi, setiap masalah baru selesai, akan ada sesuatu yang baru dan kita mulai masuk dalam jebakan bisnis.

Karena rumitnya proses belajar, gagal dan tidak semua hal langsung berhasil, alih-alih setiap upaya menjadi gagal, maka tidak jarang orang menyerah dan menyudahi semua perjalanan bisnis dan founder memutuskan untuk menjadi pegawai karena memang hanya dua pilihannya, minimal untuk tahap hidup dulu. Hidup dan bisa mendapatkan pemasukan.

Mungkin anda pernah dalam fase tersebut, dimana pertengkaran batin anda untuk memilih, idealisme tentang mendirikan sesuatu dan menjadi founder atau untuk bertahan hidup dan mencari income tidak harus dengan berbisnis. Ini adalah proses yang rumit, dramatis dan penuh dengan konflik tidak semua orang juga dalam prosesnya ada difase ini. Tapi untuk ada difase ini, ada beberapa tangga yang dilalui agar bisa ditahap pemahaman, bahwa setiap hal yang kita pilih dan putuskan harus tahu resiko dan siap untuk bertanggungjawab menyelesaikannya sampai akhir. Jika kita memutuskan untuk menjadi founder, teruslah berjalan kedepan apapun yang terjadi, hingga menemukan harapan dan sebuah peluang yang jelas, menemukan kepastian yang lebih besar daripada kepastian gaji, dan itulah momentum yang diharapkan oleh kebanyakan founder, itu yang disebut financial freedom dan mencapai wisdom.

Sebuah titik dimana income yang dihasilkan setiap bulan, melebihi kebutuhannya. Bisa dibilang bahwa jika setiap bulan seseorang menghabiskan 10.000.000 untuk biaya hidup dan lainnya, maka founder tersebut menghasilkan 10.000.000 dalam waktu 1 hari. Sehingga, 29 hari lainnya, sekalipun dia tidur dan pergi melakukan kegiatan apapun, tidak menganggu waktu dia untuk mencari income tambahan baru. Hal itu jika fase 10.000.000 / hari tersebut memang sudah terjadwal, termanage dengan baik, hal itu yang disebut sistem bisnis. Founder bisa tahu bahwa hari itu dia dapat penghasilan 10.000.000 karena sudah mempunyai sistem dan database, siapa yang akan memberikan dia income. Beda cerita jika besok untuk angka 10.000.000 masih mencari-cari, tentu founder akan pusing lebih dahulu.

Saya sampaikan, bahwa untuk mencapai itu tentu ada serangkaian proses yang harus dibangun dulu, itulah bisnis, lalu bisnis harus punya sistem dan manajemen yang baik agar semua proses tersebut bisa dimonitoring.

Check out our other content

Check out other tags:

Most Popular Articles