19 C
Indonesia
Wednesday, October 22, 2025

Detik, Menit, dan Hasil: Filosofi Waktu di Balik Lahirnya AdsMinutes.com

Di dunia entrepreneurship, jarak antara “pengangguran” dan...

Founder, Sudah Saatnya Kisahmu Ditulis

Setiap startup punya cerita.Ada yang dimulai dari...

Fase Paling Ironis dalam Perjalanan Membangun Bisnis

Ada satu fase paling ironis dalam perjalanan...

Pertumbuhan Bisnis Berdasarkan Detak Waktu, Analogi Pebisnis

Founder’s VoicePertumbuhan Bisnis Berdasarkan Detak Waktu, Analogi Pebisnis

Ini adalah kali pertama saya membangun sebuah bisnis, saya menyadari satu tantangan yang sering dianggap sepele: waktu. Semua orang punya 24 jam sehari, tapi cara menggunakannya sangat menentukan hasil. Bagi saya, waktu adalah detak yang menjaga bisnis tetap hidup. Selama detak itu ada, bisnis bisa tumbuh. Jika melambat atau terhenti, bisnis stagnan. Dan bila detak berhenti total, bisnis mati.

Sebelum itu, izinkan saya sedikit bercerita, saya adalah seorang founder sebuah platform pembelajaran yang saat ini statusnya sedang tahap development dan akan segera launching ke publik sehingga dapat dirasakan oleh orang banyak, AdsMinutes adalah platform #1 untuk belajar Google Ads mulai dari level pemula (Entry-level) hingga profesional (Expertise). Saya banyak dibantu oleh seorang yang saya kagumi semenjak 2018 (7 tahun lalu), orang yang mendedikasikan hidup dalam fokus, ketelitian, dan ketepatan. Tanpa kami ketahui, bahwa kami berdua adalah watch-enthusiast (penyuka jam tangan).

Kembali pada topik artikel ini, meskipun saya masih baru dalam sebuah bisnis namun saya suka menganalogikan perjalanan ini dengan jam tangan. Jarum jam tidak pernah berhenti, ia terus maju sedikit demi sedikit. Bisnis juga begitu: tidak ada yang langsung melonjak besar. Semua dimulai dari detik-detik kecil yang konsisten. Saat bisnis berhenti terlalu lama, ibarat jam yang kehabisan baterai, ia kehilangan momentum. Maka tugas kita sebagai founder adalah memastikan jam itu selalu berdetak.

Ada pengalaman pribadi yang menguatkan analogi ini. Di awal perjalanan, saya pernah lalai. Fokus saya terpecah, konsistensi goyah, dan bisnis seperti kehilangan arah. Rasanya seperti melihat jam tangan yang tiba-tiba macet—tidak mati, tapi juga tidak bergerak. Di situ saya belajar bahwa bisnis butuh “energi”: semangat yang diisi ulang, strategi yang diperbarui, atau tim yang disegarkan. Begitu saya memperbaikinya, bisnis perlahan berdetak kembali.

Kalau kita lihat lebih dalam, jam tangan bekerja dengan tiga komponen utama:

  • Jarum jam menggambarkan target dan milestone. Tanpa arah yang jelas, kita tidak tahu sudah sejauh apa perjalanan kita.
  • Energi (Baterai atau Pegas) adalah motivasi pribadi, modal, atau dukungan dari orang sekitar. Kalau energi melemah, bisnis ikut terhenti.
  • Komponen Roda Gigi adalah sistem operasional. Jika satu komponen macet, seluruh mekanisme terganggu.

Ketiganya harus berjalan selaras. Sama seperti bisnis: ide besar saja tidak cukup tanpa manajemen waktu, energi, dan sistem yang solid.

Data pun mendukung hal ini. Sebuah studi Harvard Business Review menemukan bahwa founder yang mampu memprioritaskan waktunya dengan baik punya peluang 30% lebih besar untuk mempertahankan bisnis hingga tahun ketiga. Angka ini menegaskan bahwa keberhasilan bukan semata hasil dari modal, melainkan dari cara kita mengelola detik demi detik.

Belajar dari literatur, Peter Drucker pernah mengatakan: “Time is the scarcest resource. Unless it is managed, nothing else can be managed.” Kalimat ini terasa semakin nyata ketika saya mulai menapaki perjalanan sebagai pebisnis. Waktu memang tidak bisa diulang, tapi bisa diarahkan. Bahkan Sun Tzu dalam The Art of War menekankan pentingnya momentum. Semua ini menunjukkan satu hal: sejak dulu, waktu selalu menjadi kunci kemenangan.

Sebagai founder pemula, saya melihat bisnis bukan soal siapa yang tercepat, tapi siapa yang paling konsisten menjaga detak waktunya. Jam tangan tidak pernah terburu-buru, tapi ia pasti maju setiap detik. Filosofi sederhana ini yang ingin saya pegang: terus bergerak, meski kecil, asal konsisten.

Bagi Anda yang sedang merintis bisnis atau membangun diri, saya ingin mengajak untuk selalu ingat pada detak waktu. Selama ia berdetak, teruslah bergerak. Jika melemah, cari cara untuk mengisi ulang energi. Yang penting, jangan biarkan detak itu mati. Karena bisnis, sama seperti jam tangan, hanya akan hidup jika kita menjaganya tetap berdetak.

 

Big toss!

Jakarta, 17/09/2025

RQA, founder AdsMinutes

Check out our other content

Check out other tags:

Most Popular Articles