19 C
Indonesia
Wednesday, October 22, 2025

Detik, Menit, dan Hasil: Filosofi Waktu di Balik Lahirnya AdsMinutes.com

Di dunia entrepreneurship, jarak antara “pengangguran” dan...

Founder, Sudah Saatnya Kisahmu Ditulis

Setiap startup punya cerita.Ada yang dimulai dari...

Pertumbuhan Bisnis Berdasarkan Detak Waktu, Analogi Pebisnis

Ini adalah kali pertama saya membangun sebuah...

Catatan Paling Sunyi Seorang Founder

Behind The StruggleCatatan Paling Sunyi Seorang Founder

Jam menunjukkan pukul 4 pagi lebih sedikit.
Saat sebagian besar orang masih terlelap, dan sebagian lainnya baru saja membuka mata, aku justru sedang berada di titik paling bising dalam kepalaku—mencari formula yang tepat untuk sebuah model bisnis.

Membaca. Menulis. Berpikir. Menutup laptop. Lalu kembali membuka. Kadang berbicara pada ChatGPT seperti orang gila yang sedang berdiskusi dengan dirinya sendiri. Dini hari adalah waktu paling sunyi bagi seorang founder.

Waktu ketika ide-ide muncul bercampur dengan anxiety yang mencekik.
Waktu ketika ketakutan dan bayangan kegagalan menyerbu lebih cepat daripada cahaya matahari.

Aku menarik napas dalam-dalam, berkali-kali. Berharap ada solusi. Berharap ada titik terang. Tapi justru yang terdengar lebih sering adalah suara-suara asing dalam kepalaku:
Sudahlah. Menyerahlah.

Ironisnya, kalimat itu sering kali datang dari orang-orang terdekat.

Setiap pagi, sebelum berhadapan dengan dunia, aku menuliskan semua rasa cemas itu. Seolah menulis adalah caraku berdamai dengan hari yang baru. Aku tidak tahu, apakah semua entrepreneur mengalami hal serupa: rasa sakit, rasa khawatir, dan pikiran-pikiran yang mencuri jam tidur setiap malam?

Aku percaya satu hal: tidak ada sesuatu yang tiba-tiba berhasil tanpa proses yang menyakitkan. Sama seperti yang sedang aku bangun ini—berulang kali harus memaksa diri melawan lelah, melawan muak, melawan jenuh.

Dan di titik tertentu aku harus berkata pada diri sendiri:
Berhenti bicara. Berhenti berpikir di kepala. Lakukan saja. Satu demi satu.

Hingga aku sadar, setiap malam akan selalu melahirkan pikiran-pikiran baru. Membesar. Menjadi ketakutan. Mengulang siklus yang sama. Hingga pagi.

Tapi kesimpulannya selalu sama: jangan berpikir terlalu banyak, lakukan saja.

Ini hanyalah catatan mentah—sebelum dibungkus oleh brand, nama, atau pencapaian apapun. Catatan sunyi seorang founder yang ingin jujur: betapa sakitnya proses itu.

Proses yang membuatku harus terus memaksa diri, sampai pada satu titik orang lain bisa berkata,
“Wah, kamu sudah punya brand.”

Padahal di baliknya, ada malam-malam panjang yang penuh luka, cemas, dan kesepian yang tak pernah selesai.

Check out our other content

Check out other tags:

Most Popular Articles